Kampanye pemberantasannya harus melibatkan semua pihak. Bila tidak, suatu waktu generasi Maluku akan menjadi generasi teler. Kini dua langkah lagi, Maluku akan menjadi daerah peredaran narkoba nomor satu di Indonesia Timur. Apakah kita hanya berdiam diri saja?
AMBON – Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menempatkan Provinsi Maluku menempati peringkat ketiga soal daerah terbanyak peredaran narkotika dan obat terlarang (narkoba) di Indonesia Timur. Dan dalam skala nasional, Maluku masuk dalam peringkat ke enam trend perkembangan narkoba di Indonesia.
Menyikapi trend narkoba yang sedemikian membahayakan, perlu adanya koordinasi antar instansi penegak hukum, pemerintah daerah (pemda) dan lembaga masyarakat, serta pemuda yang konsern terhadap peredaran narkoba di Provinsi Maluku.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan kita semua. Bila tidak, suatu saat, anak cucu kita akan menjadi generasi teler,” risau Yani Salampessy, Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat) Maluku disampaikan sore tadi.
Ia mengatakan, selama ini apabila ada pemusnahan barang bukti narkoba, pihaknya serta lembaga – lembaga yang peduli terhadap peredaran narkoba di Provinsi Maluku, tidak pernah diundang.
Padahal, kampanye untuk menghentikan peredaran narkoba harus melibatkan sebanyak mungkin lembaga-lembaga, organisasi yang memiliki perhatian bedasar terhadap pemberantasan narkoba. Sebisa mungkin, pemuda – pemuda Maluku dalam jumlah besar dilibatkan saat kampanye penghentian penggunaan narkoba di Maluku.
Ia juga mengatakan, pada 6 - 7 April mendatang Granat Kota Ambon akan melaksanakan gerakan kampanye akbar pemberantasan narkoba. Pada saat kampanye itulah, pihaknya akan meminta Pemerintah daerah Maluku, maupun pemerintah kabupaten kota se Maluku untuk menyatakan komitmen memerangi narkoba.
from :kbomaluku.com
0 comments:
Posting Komentar